konsep pencitraan

PENCITRAAN :

Upaya membentuk Karakter Pribadi, Membangun Public Majority Opinion


Oleh :

M. A. Khomsin


Arasy politik dalam setiap suksesi, sudah biasa berwujud aneka warna. Pada prinsipnya, dimanapun suksesi hanya ada satu kepentingan, yakni kemenangan. Nah, bertolak dari hal tersebut, sudah barang tentu, segala upaya diarahkan untuk mendulang, menyokong kemenangan. Dan varian usaha pemenangan sudahlah banyak diketahui banyak elemen, terlebih eks kontestan-eks kontestan, termasuk upaya pencitraan itu sendiri.

Pencitraan adalah upaya lunak yang ditimbulkan dari kegiatan praksis dan diarahkan untuk membentuk kesan/penilaian baik dari kebanyakan orang/pihak. Dan lebih lanjut, penulis mencoba mendeskripsikan pencitraan itu sebagai upaya membentuk karakter pribadi, membangun public majority opinion. Membentuk karakter pribadi, dalam arti, memberikan kesan dan penilaian, bahwa kegiatan praksis yang dilakukan adalah merupakan bagian dari agenda/kegiatan yang biasa dilakukan. Dan juga, mengagendakan kegiatan yang sudah ‘diketahui’ khalayak dari kegiatan praksis yang dilakukan, karena itu adalah pekerjaan rumah setelah terpilih.

Membangun public majority opinion atau membangun opini mayoritas publik dimaksud adalah membangun kesan/ penilaian baik dengan cara-cara tertentu dalam aspek yang variatif. Dalam fragmen ini, suara mayor tidak hanya disuarakan secara lineer,(Partai atau kontestan an sich) melainkan multilineer.

Dalam prakteknya, pencitraan sebagai upaya membentuk karakter pribadi, membangun public majority opinion dapat dilakukan dengan cara :

  1. Memasang gambar simpatik

  2. Memasang display teks afektif

  3. Mengkondisikan team untuk tidak berbicara, berperilaku yang dicela masyarakat serta mengekspansikan nilai baik (profile)

  4. Mengkondisikan team untuk tetap satu hati,satu suara (tidak mencela satu sama lain).

  5. Roadshow ke icon-icon masyarakat sebagai jaringan massa

  6. Membentuk paguyuban corong moral

  7. Mempublikasikan pendapat, pengetahuan dan pemikiran di mass media

  8. Mempublikasikan aktivitas yang telah dilakukan

Lebih lanjut, pencitraan dapat dikembangkan dari artikulasi, bahwa pencitraan tak ubahnya, mendandani, memoles, dan merias kontestan sehingga tampil sebagai gadis cantik yang hendak dilamar setiap laki-laki, yang dilirik semua orang. Dan baju, bedak, kosmetik, termasuk yang merias itu dapat diperoleh dengan harga murah ataupun mahal. Tapi yang pasti, tampilan bagus menuntut pendanaan yang cukup.

Berikut detail kegiatan praksis yang dimungkinkan dapat dilakukan :

  1. Memasang gambar simpatik

Misalkan : Gambar sedang berdo’a, sedang memohon restu, berpasangan dengan tokoh kyai, maupun tokoh agama lain (pemasangan terbatas), dll.

  1. Memasang display teks afektif

Misalkan : Gambar berdo’a, teks “Ya Allah jadikanlah Kudus Baldatun Thoyyibatun warobbun Ghofur”, amin …dll

  1. Mengkondisikan team untuk tidak berbicara, berperilaku yang dicela masyarakat serta mengekspansikan nilai baik (profile).

Misalkan : diawali dengan breaving, dan dibentuk badan kehormatan team.

  1. Mengkondisikan team untuk tetap satu hati,satu suara (tidak mencela satu sama lain).

Misalkan : diawali dengan breaving, dan dibentuk badan kehormatan team.

  1. Roadshow ke icon-icon masyarakat sebagai jaringan massa

Misalkan : berdo’a sekaligus mohon do’a restu sekaligus kulonuwun di beberapa tempat (Wali Allah), ke Makam Sunan Kudus, Makam Sunan Muria, makam mbah arwani Kudus, Makam mbah trunojoyo Honggosoco, makam mbah sewonegoro Kauman Jekulo, meninjau lahan-lahan pertanian di Mejobo, Undaan, Kaliwungu (Korban Banjir), kyai-kyai pondok pesantren Kudus (Mbah KH. Sya’roni, KH. Ma’ruf Irsyad, Mbah Basyir Jekulo, Mbah yang lain-lain). (tidak memandang yang sudah pasti memihak, tetapi yang diharapkan, masyarakat melihat, dan mengetahui bahwa kontestan terbuka untuk siapa saja dan santun). Bisa dikonsultasikan ke ‘orang pintar’.

Contoh teknis :

  • Kontestan mohon do’a restu dan kulo nuwun di Undaan kepada Kyai Mas Qomar.

  • Kyai –Kyai yang serujuk dengan Kyai Mas Qomar dapat diundang di rumah Kyai Qomar

  • Beberapa organisasi yang sudah dikondisikan memberikan ucapan selamat datang

  • Kontestan didampingi Kyai atau orang yang bisa bicara agama.

  1. Membentuk paguyuban corong moral

Misalkan :

  • Membentuk paguyuban pedagang tempe/ tahu/ sayur/ mie keliling

  • Paguyuban tukang becak

  • Paguyuban warung/ toko menetap, dll

(Tidak harus memakai identitas kontestan, persoalannya mereka diposisikan untuk menetralisir issue dan mengekspansikan profile kontestan) dibreaving dahulu.

  1. Mempublikasikan pendapat, pengetahuan dan pemikiran di mass media

  2. Mempublikasikan aktivitas yang telah dilakukan

0 komentar: